DEMAK BICARA - Erick Thohir Menteri BUMN menyebut, salah satu perubahan yang disoroti dari pertemuannya bersama Gianni Infantino Presiden FIFA akan membuat dunia pertelevisian Indonesia menjerit.
Hal evaluasi tragedi Kanjuruhan ini disampaikan Erick Thohir usai mewakili pemerintah Indonesia menemui Gianni Infantino Presiden FIFA.
Erick Thohir dan Gianni Infantino bertemu untuk mendiskusikan langkah Indonesia bersama FIFA terkait tragedi Kanjuruhan yang menewaskan paling tidak 131 korban serta menyebabkan 440 orang luka ringan dan 29 orang luka berat dalam laga BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC vs Persebaya pada Sabtu, 1 Oktober 2022.
Erick Thohir mengungkapkan, FIFA melarang pertandingan di Indonesia bergulir terlalu malam, seperti sebelumnya, dan hanya boleh digelar maksimal pukul 17.00 sore.
“Poin empat (dari surat yang disampaikan FIFA, red) ini lebih menarik. Mungkin untuk dunia televisi akan teriak-teriak, bahwa pertandingan tidak lagi diperbolehkan di atas jam 5 sore,” tutur Erick Thohir, dikutip dari PMJ News.
Biasanya, stasiun televisi hanya bersedia menayangkan pertandingan sepak bola di atas jam 19.00 atau waktu prime time saat banyak ditonton pemirsa.
Baca Juga: Link Live Streaming Liga Champions 2022-2023 11 Oktober 2022, Copenhagen VS Manchester City
Ini karena stasiun televisi akan mendapatkan lebih banyak penonton dan meningkatkan pendapatan.
Keduanya, tentu harus dilakukan agar stasiun televisi mampu membeli hak siar suatu pertandingan.
FIFA memberikan pembatasan waktu pertandingan untuk memastikan penonton laga dapat pulang dengan aman dan mudah tanpa risiko masalah pada infrastukur transportasi umum.
“FIFA menyoroti soal kendaraan umum. Kalau di malam hari tidak ada kendaraan umum, suporter jadi tidak mudah pulang dan bisa menyebabkan kerumunan. Yang kemudian berpotensi menimbulkan perseteruan,” jelasnya.
Baca Juga: Link Live Streaming Liga Champions 2022-2023 12 Oktober 2022, PSG VS Benfica
Tidak hanya itu, pertandingan sepak bola juga hanya bisa digelar pada Sabtu dan Minggu.
Dalam kesempatan ini, Erick Thohir berharap sistem ticketing di Tanah Air meniru Eropa.
Sistem ticketing di Eropa menyimpan data seluruh suporter dalam sebuah database.
“Kemudian suporter nantinya wajib masuk dalam database. Seperti di Eropa. Semua suporter di Eropa sudah teregistrasi,” lanjutnya.
Baca Juga: Hasil Sementara Investigasi TGIPF: Stadion Kanjuruhan Tidak Layak Gelar Laga Risiko Tinggi
“Jadi masing-masing suporter juga bertanggung jawab ketika sudah terdaftar,” ucapnya.
“Kalau suporter tersebut melakukan tindakan-tindakan kriminalitas, data itu sudah tercatat. Nantinya, pembangunan dengan database digital ini akan dilakukan, dan di situ ditulis oleh FIFA,” jelasnya.***