Mengenal Selat Muria: Jejak Sejarah Kota-kota Tua yang Membentuk Lanskap Banjir di Demak

- 21 Maret 2024, 10:47 WIB
Mengenal Selat Muria: Jejak Sejarah Kota-kota Tua yang Membentuk Lanskap Banjir di Demak
Mengenal Selat Muria: Jejak Sejarah Kota-kota Tua yang Membentuk Lanskap Banjir di Demak /YouTube PaperMapX/

 

DEMAK BICARA - Selat Muria, sebuah perairan yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Madura, memiliki peran penting dalam sejarah dan geografi wilayah pesisir utara Pulau Jawa.

Studi antropologi dan sejarah telah mengungkap bahwa Selat Muria sebelumnya memisahkan Gunung Muria sebagai sebuah pulau terpisah dari Pulau Jawa, sebelum kedua pulau tersebut bergabung pada periode sebelum abad ke-17.

Kota-kota tua seperti Demak, Jepara, Kudus, Pati, Juwana, dan Rembang, yang terletak di sepanjang wilayah pesisir utara Selat Muria, menjadi pelabuhan-pelabuhan utama yang penting pada masa lalu.

Baca Juga: Keterkaitan Dinamika Selat Muria dengan Banjir Demak: Faktor Penyebab dan Dampak Lingkungan

Jalur pelayaran Selat Muria memainkan peran vital dalam ekonomi, politik, dan wilayah pada masa Kesultanan Demak, terutama selama era Pangeran Trenggana (1504-1546).

Namun, peran Selat Muria dalam dinamika wilayah ini mengalami perubahan seiring waktu. Studi oleh De Graaf dan Pigeaud menunjukkan bahwa Selat Muria mengalami pendangkalan setelah abad ke-17, mengakibatkan kapal-kapal tidak dapat lagi berlayar di jalur tersebut kecuali pada musim hujan.

Pengendapan material sedimen dari Gunung Muria dan Pegunungan Kendeng, serta perubahan aliran sungai seperti Sungai Tuntang, menyebabkan perubahan lanskap di wilayah pesisir utara Pulau Jawa. Delta-delta sungai seperti Delta Tuntang, Delta Welahan, dan Delta Kudus berkembang dengan cepat, menyebabkan hilangnya Selat Muria dan mengubah pola aliran sungai serta sistem drainase di Kabupaten Demak.

Baca Juga: Banjir Demak Masih Menggenangi Area Makam Sunan Kalijaga

Halaman:

Editor: Maya Atika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x