Israel Tukar Nyawa Warganya Dengan Vaksin Covid-19

- 22 Februari 2021, 15:20 WIB
Ilustrasi bendera Israel dan vaksinasi.
Ilustrasi bendera Israel dan vaksinasi. //Pixabay//PublicDomainPictures/WIkiImages

 

DEMAK BICARA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memiliki seribu cara untuk membebaskan rakyatnya yang ditahan di negara lain. Kali ini, Netanyahu menggunakan iming-iming vaksin Covid-19 sebagai alat tukar diplomatik.

Militer Suriah dilaporkan menahan seorang wanita Israel atas kejahatan tertentu. Berbagai cara dilakukan untuk membebaskannya. Namun, langkah itu berhasil melalui kesepakatan rahasia antara Israel, Suriah dan juga melibatkan Rusia.

Presiden Suriah Bashar al-Assad dilaporkan sepakat untuk membebaskan wanita Israel itu untuk ditukar dengan vaksin Covid-19 buatan Rusia. Tidak diketahui berapa jumlah dosis yang ditukarkan.

Baca Juga: Wujud Nyata Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Sediakan Air Bersih untuk NTT

Baca Juga: Nuklir Israel Diperluas, Menlu Iran Menyindir Begini: Prihatin?

Israel dilaporkan membayar Rusia $USD 1,2 juta atau sekitar Rp16,8 miliar dengan kurs Rp14 ribu. Dana itu sebagai pembayaran vaksin Sputnik V ke Suriah. Tidak diketahui nilai itu setara berapa dosis.

Kabar ini dibantah Netanyahu. Pada Sabtu, 20 Februari 2021, Netanyahu menegaskan "tidak ada satupun dosis vaksin Israel yag diberikan (kepada Suriah)". Namun, Netanyahu tidak menyinggung soal pembelian vaksin dari Rusia untuk diberikan kepada Suriah.

Sebelumnya, Netanyahu mengatakan wanita Israel yang ditahan itu dibebaskan dengan pertukaran dua tahanan Suriah. Namun laporan yang lain menjelaskan yang sebaliknya.

Disebutkan bahkan Netanyahu saat ini sedang mempertimbangkan penggunaan vaksin sebagai alat diplomatik yang efektif kepada negara-negara Arab yang menjadi rivalnya. Tapi, belum ada kejelasan akan seperti apa rencana ini dijalankan.

Baca Juga: Dari Dalam Penjara Israel, Lelaki Palestina Ini Selundupkan Sperma dan Berhasil Punya Anak

Baca Juga: Demonstran Antikudeta Myanmar: Ibuku Tidak Melarangku Berdemo, Kami Ingin Demokrasi

Kesepakatan rahasia ini cukup kontroversial dan mendapatkan sorotan. Terutama spekulasi apakah Bashar akan membagikan vaksin itu kepada rakyatnya atau hanya untuk kalangan tertentu.

Kritik juga muncul di dalam negeri Israel. Salah satunya dilontarkan Gideon Saar, rival politik Netanyahu. Gideon menyatakan sikap Netanyahu menutupi informasi terkait dengan kesepakatan vaksin dengan Suriah dan Rusia itu tidak bisa diterima. Demikian dilansir dari The Guardian pada Senin, 22 Februari 2021.

Sementara Yoav Limor, kritikus di media sayap kanan Israel, Hayom, menyatakan tidak masalah Netanyahu mengambil langkah itu. Tapi, tidak perlu menutup-nutupinya. Menurut Yoav, upaya menutupi kesepakatan itu adalah sebuah "noda".

Baca Juga: Inggris Desak China Buka Total Akses Penyelidikan Penyiksaan Muslim Uighur

"Sah bagi pemerintah Israel untuk membayar dengan bentuk mata uang lain. Namun, keputusan untuk merahasiakannya sangat membingungkan dan mengkhawatirkan," katanya.

Hubungan Israel dengan Suriah dan Rusia sebenarnya memanas belakangan ini. Terutama dipicu masalah perbatasan. Israel beberapa kali meluncurkan rudal ke kawasan Suriah.***

 

Editor: Muhammad J.H

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x