Mending Puasa Qada atau Syawal Dulu Setelah Ramadan?

11 Januari 2023, 16:27 WIB
Ilustrasi puasa /UNSPLASH/Rauf Alvi

DEMAK BICARA – Apa puasa yang sebaiknya lebih dulu dikerjakan, puasa qada atau puasa Syawal?

Puasa qada dilakukan untuk membayar puasa Ramadan yang tidak dilaksanakan secara utuh atau lengkap.

Sementara puasa Syawal adalah puasa sunah yang dilakukan sebanyak enam hari di bulan Syawal atau setelah Idul Fitri.

Puasa Syawal memiliki keutamaan berupa pahala seperti berpuasa setahun.

Karena keutamaan ini, banyak orang Muslim yang berbondong puasa Syawal usai lebaran.

Baca Juga: Bisakah Puasa Syawal dan Puasa Qadha Dikerjakan Bersamaan? Bagaimana Pahalanya?

Namun, bagaimana jika ada puasa Ramadan yang belum terlaksana?

Mana yang harus umat Islam dulukan antara puasa qada atau puasa Syawal?

Simak penjelasan berikut ini.

Dari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya: “Siapa yang puasa ramadhan, kemudian dia ikuti dengan 6 hari puasa syawal, maka seperti puasa setahun.” (HR. Muslim 1164)

Hadis di atas menjelaskan, umat Islam akan mendapatkan keutamaan pahala seperti berpuasa setahun jika berpuasa Ramadan lalu puasa enam hari di bulan Syawal.

Sebagian ulama meyakini, ini artinya seseorang harus menyelesaikan puasa Ramadan dulu agar dapat keutamaan.

Padahal, orang yang berpuasa qada belum selesai puasa Ramadan-nya.

Baca Juga: Bolehkah Mengabung Dua Puasa dalam Satu Niat?

Imam Ibnu Utsaimin menjelaskan, puasa enam hari di bulan Syawal berkaitan dengan Ramadan sehingga dilaksanakan setelah qada.

Beliau menyatakan bahwa orang yang berpuasa Syawal sebelum mengqadha utangnya maka tidak mendapatkan janji pahala seperti puasa setahun.

Imam Ibnu Utsaimin menambahkan,

“Dan kita tahu bersama bahwa orang yang masih memiliki utang puasa, dia tidak dikatakan ‘telah menyelesaikan puasa ramadhan’ hingga dia menyempurnakan qada Ramadan.” (Liqa’at Bab Al-Maftuh, Volume 5, no. 5)

Pendapat lain menyatakan bahwa puasa Syawal baiknya didulukan.

Ini karena puasa Syawal sifatnya mudhayyaq atau terbatas di bulan Syawal saja

sifatnya muwassa’ atau fleksibel dilaksanakan hingga Ramadan berikutnya.

Sementara puasa qada hukumnya wajib tapi sifat waktu pelaksanaannya muwassa’ atau fleksibel hingga Ramadan tahun depan.

Baca Juga: Doa Sahur dan Niat Puasa Ramadhan, Sekaligus Berbuka Puasa Ramadan, Huruf Latin Indonesia, Lengkap Mudah

Puasa qada boleh ditunda pelaksanaannya daripada puasa Syawal.

Abu Salamah mendengar Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,

“Aku masih memiliki utang puasa Ramadhan. Aku tidaklah mampu mengqodho’nya kecuali di bulan Sya’ban.” (HR Bukhari)

Meski begitu, pelaksanaan puasa qada tidak boleh terlalu lama ditunda karena tidak akan mendapat kebaikan .

“Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (QS. Al Mu’minun: 61)***

Editor: Erwina Rachmi Puspapertiwi

Sumber: MUI Konsultasi Syariah

Tags

Terkini

Terpopuler