TGIPF Temukan Ada Gas Air Mata Kadaluwarsa dari Hasil Investigasi Tragedi Kanjuruhan

11 Oktober 2022, 18:19 WIB
TGIPF Temukan Ada Gas Air Mata Kadaluwarsa dari Hasil Investigasi Tragedi Kanjuruhan /Instagram

DEMAK BICARA - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) mengeluarkan pernyataan baru mengenai hasil sementara dari proses investigasi yang dilakukan terkait tragedi Kanjuruhan.

Temuan ini didapatkan TGIPF dari investigasi tragedi Kanjuruhan yang mulai dilakukan sejak 3 Oktober lalu.

Proses penyelidikan dilakukan TGIPF dengan menemui banyak pihak aparat keamanan, menemui beberapa perwakilan Aremania yang berada di lokasi kejadian, dan meninjau langsung ke Stadion Kanjuruhan.

Baca Juga: Menawan! 10 Rekomendasi Nama Bayi Perempuan Islami Contohnya Syabna Aludra Zunaira Cek Untuk Selengkapnya

Langkah-langkah ini dilakukan TGIPF untuk mendapatkan masukan komprehensif dari semua unsur terkait tragedi Kanjuruhan dan nanti disimpulkan di Jakarta.

Terbaru, TGIPF menemukan ada pemakaian gas air mata kadaluwarsa dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.

Atas penemuan gas air mata kadaluwarsa, TGIPF menyatakan hal itu termasuk pelanggaran.

“Tentu itu adalah penyimpangan. Tentu itu adalah pelanggaran,” ujar Prof. Rhenald Kasali anggota TGIPF dan akademisi Universitas Indonesia.

Ia menuturkan, polisi sekarang ini bukan berbasis militer atau military police, melainkan civilian police yang berfokus kepada masyarakat.

Itu sebabnya, polisi seharusnya menggunakan senjata yang melumpuhkan, bukan mematikan.

“Jadi, bukan senjata untuk mematikan, melainkan senjata untuk melumpuhkan supaya tidak menimbulkan agresivitas. Yang terjadi adalah justru mematikan. Jadi ini harus diperbaiki,” ujarnya.

Baca Juga: Link Live Streaming Liga Champions 2022-2023 12 Oktober 2022, Zagreb VS Salzburg

Pihak TGIPF akan membawa gas air mata yang kadaluwarsa itu ke laboratorium untuk diperiksa.

Rhenald menyatakan, kecurigaan terhadap gas air mata itu muncul saat melihat mata para korban yang mulai menghitam dan memerah.

“Ini sedang dibahas di dalam (tim red.). Jadi, memang ada korban yang hari itu dia pulang tidak merasakan apa-apa, tetapi besoknya matanya mulai hitam. Setelah itu, matanya, menurut dokter, perlu waktu sebulan untuk kembali normal. Itu pun kalau bisa normal,” ujarnya.

Di sisi lain, pihak kepolisian membenarkan ada gas air mata yang kadaluwarsa dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan.

“Ada beberapa yang ditemukan (gas air mata) pada tahun 2021. Saya masih belum tahu jumlahnya, tetapi ada beberapa,” aku Irjen Pol. Dedi Prasetyo Kepala Divisi Humas Polri di Mabes Polri pada Senin kemarin, dikutip dari Antara.

Walaupun begitu, ia menyebutkan bahwa efek dari gas air mata yang kadaluwarsa berkurang daripada gas yang baru.

Saat ini, TGIPF tengah melakukan investigasi untuk mengetahui kejadian sebenarnya dari tragedi Kanjuruhan yang menewaskan paling tidak 131 korban serta menyebabkan 440 orang luka ringan dan 29 orang luka berat dalam laga BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC vs Persebaya pada Sabtu, 1 Oktober 2022 silam.

Dengan diketuai Mahfud MD Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), TGIPF berjanji akan menyampaikan hasil investigasi tragedi Kanjuruhan pada 3 minggu sejak diresmikan tanggal 3 Oktober 2022 lalu.***

Editor: Kusuma Nur

Tags

Terkini

Terpopuler