Karikatur Angklung Warnai Google Doodle Hari Ini! Perayaan Angklung sebagai Warisan Budaya Dunia

16 November 2022, 20:29 WIB
Google Doodle merayakan Hari Angklung Sedunia dengan menampilkan alat musik tersebut serta menyertakan cerita menarik. /Google Doodle/

DEMAK BICARA – Hari ini, Google Doodle memasang gambar kartun anak-anak bermain angklung untuk merayakan alat musik tradisional asal Jawa Barat, Indonesia, itu.

Google Doodle menampilkan animasi angklung untuk memperingati hari penetapan angklung sebagai salah satu benda warisan dunia.

Pada 2010, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (UNESCO) di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan angklung sebagai bagian dari Warisan Budaya Tak Benda atau Intangible Cultural Heritage.

Tresna Dermawan Kunaefi mantan Duta Besar RI untuk UNESCO menyerahkan sertifikat angklung sebagai Warisan Budaya Tak Benda kepada Muhammad Nuh Menteri Pendidikan dan Budaya pada 19 Januari 2011 di Jakarta.

Baca Juga: Rekap Hasil Babak 32 Besar Australian Open 2022 Hari Ini, Lanny dan Ribka dan Lima Lainnya Melaju ke 16 Besar

Untuk merayakan deklarasi angklung sebagai Warisan Budaya Dunia, Google Doodle memasang gambar animasi enam anak Indonesia yang memainkan angklung.

Angklung merupakan alat musik tradisional asal Suku Sunda, Jawa Barat, Indonesia, yang setiap alatnya mewakili satu tangga nada.

Dalam penjelasan resmi Google Doodle, dituliskan alat musik angklung biasanya terdiri dari dua tabung dan sebuah alas.

Pengrajin ahli memotong bambu menjadi tabung dengan ukuran berbeda, yang menentukan nada angklung.

Ketika seorang pemain menggoyangkan atau mengetuk dasar bambu dengan lembut, instrumen ini akan menghasilkan satu nada.

Baca Juga: Lirik Lagu Halu dari Feby Putri, Senyumanmu yang Indah Bagaikan Candu Ingin Terus Ku Lihat Walau dari Jauh

Karena angklung hanya memainkan satu nada, sejumlah pemain harus bekerja sama menggoyangkan angklung masing-masing pada nada yang berbeda untuk menciptakan satu melodi.

Angklung muncul sejak 400 tahun lalu di Jawa Barat, Indonesia.

Penduduk desa setempat percaya bahwa suara bambu dapat menarik perhatian Dewi Sri, dewi padi dan kemakmuran.

Setiap tahun, pengrajin terbaik desa menggunakan bambu hitam khusus untuk membuat angklung.

Selama musim panen, warga desa akan mengadakan upacara dan memainkan angklung dengan harapan dewa akan memberkati mereka dengan tanaman yang subur.

Sekarang, alat musik ini masih menjadi instrumen pokok dalam budaya Indonesia.

Baca Juga: Rekomendasi 50 Nama Bayi Laki-Laki dari Bahasa Dunia Contoh Harlan, Caeden, Hari Temukan Disini Selengkapnya

Pemerintah juga sering memakai angklung untuk menyelenggarakan pertunjukan sambutan kepada tamu terhormat di Istana Kepresidenan Indonesia.

Suara angklung yang diyakini dapat membangkitkan semangat ini juga dapat terdengar dari ruang kelas di seluruh dunia karena ini cara yang bagus bagi guru untuk memperkenalkan musik dan budaya Indonesia kepada siswa.

Tidak hanya di Indonesia, negara lain, seperti Malaysia, Jepang, dan Korea Selatan, juga mulai mengenalkan angklung kepada para murid di sekolah setempat.

Selamat Hari Angklung!***

Editor: Maya Atika

Tags

Terkini

Terpopuler