Demak Bicara - Saat ini tengah ramai diperbincangkan mengenai dugaan kebocoran data pribadi yang ada di Kartu Kewaspadaan Kesehatan (Electronic Health Alert Card/eHAC).
Bocornya data tersebut dilaporkan oleh VPN Mentor, situs yang fokus pada Virtual Private Network (VPN).
VPN melaporkan, sebanyak 1,3 juta data pribadi diduga bocor dari eHAC.
Baca Juga: Anev Realisasi Anggaran Capaian Kinerja Polres Demak TA 2021 sampai dengan 27 Agustus 2021
E-Hac sendiri merupakan sebuah aplikasi yang terhubung dengan dengan informasi Satu Data Covid-19 PeduliLindungi, dimana salah satu fungsinya adalah untuk melakukan verifikasi pada penumpang saat hendak bepergian selama pandemi.
Menanggapi adanya kehebohan tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) langsung bergerak cepat untuk menelusuri masalah tersebut dan berkordinasi dengan sejumlah pihak terkait.
Dari penelusuran tersebut, Kemenkes menemukan dugaan kebocoran data ada pada aplikasi eHAC versi terdahulu yang mana sudah dinonaktifkan pada tanggal 2 Juli 2021.
Baca Juga: Mencapai 9.807 Anak Yatim Piatu Akibat Covid-19, ini Langkah Pemprov Jateng
“Dugaan kebocoran ini tidak terkait dengan aplikasi eHAC yang ada di aplikasi PeduliLindungi, dan saat ini tengah dilakukan investigasi dan juga penelusuran lebih lanjut terkait dengan informasi dugaan kebocoran ini,” kata Kepala Data dan Informasi Kementerian Kesehatan dr. Anas Maruf pada konferensi pers secara virtual, pada Selasa 31 Agustus 2021.