Network
DEMAK BICARA - Calon Wakil Presiden nomor urut 3, Mahfud Md, menanggapi perbedaan data deforestasi yang disampaikannya dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya. Mahfud menyatakan bahwa perbedaan ini hanya terjadi karena metode membaca data yang berbeda.
Menurut Mahfud, baik data yang disampaikannya maupun yang disampaikan oleh Siti Nurbaya sama-sama benar. Namun, perbedaannya terletak pada metode pengukuran deforestasi. Data yang disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan merupakan deforestasi netto, yang merupakan deforestasi bruto dikurangi dengan reforestasi.
Baca Juga: Pasca Debat Pilpres 2024 Keempat, Pengamat Nilai Performa Mahfud Berpotensi Dongkrak Elektabilitas
"Data yang ada di KLHK dan BPS, itu yang memang ada di situ. Sedangkan, data yang saya baca adalah data dari Global Forest Watch, dunia," ungkap Mahfud dalam keterangannya di Jakarta.
Mahfud menjelaskan bahwa Global Forest Watch memotret perubahan tutupan hutan dalam kurun waktu tertentu. Sementara deforestasi netto mengurangkan deforestasi bruto dengan reforestasi, sehingga menyisakan data yang masih bisa tertutupi atau diperbaiki.
"Memang betul, bukan kesalahan, perbedaan membaca data. Saya pakai yang Global Forest Watch dan tidak ada yang salah," tegas Mahfud.
Baca Juga: Jadwal Kampanye Anies Baswedan di Jogja dan Agenda Gus Muhaimin Hari Ini Selasa, 23 Januari 2024
Calon wakil presiden ini menilai bahwa meskipun terjadi reforestasi di beberapa tempat, hal tersebut tidak serta merta memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi sebelumnya. Mahfud menyarankan untuk mendapatkan data lengkap seputar deforestasi, dapat dikonfirmasi langsung kepada Andi Widjajanto di TPN Ganjar-Mahfud.
"Bahwa ada reforestasi di tempat lain kan tidak memperbaiki yang rusak. Nah, data lengkap tentang ini dari tahun ke tahun, dari tempat ke tempat, itu kalau Anda perlukan ada di Pak Andi Widjajanto di TPN, ditanya di sana lengkap," tambah Mahfud.
