Dalam ajaran Islam, Ramadhan merupakan bulan yang dilarang untuk berperang.
Selain itu, Pangeran Diponegoro beserta pasukannya berniat menyambut tawaran berunding dan gencatan senjata dari Belanda, namun malah terkhianati dan ditangkap.
Dalam gambar, Jenderal de Kock terlihat diam tanda mengalah atau merasa malu dari Pangeran Diponegoro dengan cara penangkapan tersebut.
Raden Saleh melukiskan Pangeran Diponegoro sebagai seorang pejuang muslim dengan pakaian ulama sorban, baju koko, jubah, selempang di bahu kanan, dan tasbih di pinggang.
Si tengah atas sorban Pangeran Diponegoro terdapat warna merah dan putih sebagai gambaran Raden Saleh terhadap perjuangan dan perlawanan Pangeran Diponegoro dan rakyat Indonesia melawan kolonial Belanda.
Baca Juga: Kenali Tonic Immobility: Keadaan Tubuh ‘Diam Saja’ Saat Alami Pelecehan Seksual Simak Lengkap Disini
Ekspresi wajah dan gestur tubuh Pangeran Diponegoro juga digambarkan berdiri tegak dengan dada membusung dan mata tegas menatap Jenderal de Kock.
Cara bahasa tubuhnya dilukiskan mencerminkan bahwa Pangeran Diponegoro adalah pejuang yang kuat, berani, dan tidak takut kepada Belanda.
Raden Saleh melukiskan Pangeran Diponegoro di sebelah kanan sejajar dengan posisi de Kock yang berada di sebelah kiri.
Posisi kiri merupakan simbol sebagai tempat untuk perempuan dalam budaya Jawa sehingga de Kock digambarkan menempati posisi kedua.