Penelitiannya Banyak Dicuri Mata-Mata Militer China, Keamanan AS Ambil Langkah Ini

- 1 Maret 2021, 13:48 WIB
China punya kelemahan besar dalam upaya menyaingi perekonomian AS.
China punya kelemahan besar dalam upaya menyaingi perekonomian AS. /Reuters/Tingshu Wang/REUTERS

 

DEMAK BICARA - Komisi keamanan nasional Amerika Serikat mengeluarkan rekomendasi baru. Badan itu menyerukan seluruh universitas di negara itu mengambil langkah-langkah untuk mencegah pencurian teknologi sensitif oleh militer China.

Kepala Komisi Keamanan Nasional untuk Kecerdasan Buatan (NSCAI) yang juga pentolan Google, Eric Schmidt, akan memberikan laporan kepada Kongres AS pada Senin, 1 Maret 2021 terkait rekomendasi ini.

Usulan ini disampaikan sebagai puncak kekhawatiran atas keamanan hasil penelitian akademis. Tahun lalu, lima peneliti China ditangkap di berbagai kota di seluruh AS atas tuduhan memiliki keterkaitan dengan militer China. Mereka dicurigai sebagai mata-mata yang ditugaskan mencuri teknologi rahasia AS di berbagai bidang.

Baca Juga: Pakar Prediksi Anggaran Militer China Naik Tajam, Pemicunya Ketegangan Laut Natuna Utara

Di antara yang ditangkap adalah Chen Song, mantan sarjana tamu Universitas Stanford di bidang neurologi. Ia didakwa pasal berlapis, mulai dari menghalangi keadilan, pemusnahan catatan, dan membuat pernyataan palsu kepada lembaga pemerintah.

Dalam pembelaannya, Song mengaku tidak bersalah atas semua dakwaan itu. Ia mengaku sedang melakukan penelitian medis. Kasus tuduhan mata-mata lain yang terjadi di universitas AS adalah Juan Tang, peneliti tamu di UC Davis School of Medicine.

Lalu ada kasus Xin Wang, peneliti di UC San Francisco yang mengerjakan proyek metabolisme dan obesitas. Sementara kasus lain melibatkan Kaikai Zhao, mahasiswa kecerdasan buatan dan mesin di Indiana University di Bloomington.

Baca Juga: Calon Kepala CIA Akan Fokus Hadapi China: Kunci Keamanan Nasional AS

Terakhir, Lei Guan, peneliti di departemen matematika UCLA, dan dituduh menjalankan misi mata-mata militer China.

Pengungkapan kasus-kasus diatas bagian dari program "inisiatif China" dari Departemen Kehakiman AS yang diluncurkan pada tahun 2018. Program ini untuk melawan ancaman keamanan nasional AS dari China.

Jason Jardine, pengacara bidang hak paten di Knobbe Martens Olson & Bear, mengatakan universitas kekurangan sumber daya untuk memproteksi keamanan hasil penelitian, sehingga tidak menyadari telah terjadi pencurian.

“Masalahnya, sebagian besar universitas tidak memiliki sumber daya untuk menyadari bahwa ada sesuatu yang telah dicuri dari mereka sampai menjadi masalah keamanan nasional dan menjadi tajuk utama halaman depan di suatu tempat,” kata Jardine, sebagaimana dilansir Reuters pada Senin, 1 Maret 2021.

Baca Juga: Simpulkan Terjadi Genosida Atas Muslim Uighur, Parlemen Kanada Keluarkan Mosi

Emily Weinstein, analis di Georgetown University's Center for Security and Emerging Technology, mengatakan tantangan program ini adalah menentukan entitas China mana yang berafiliasi dengan militer.

Pemerintah China sendiri membantah tuduhan mencoba melakukan pencurian hasil penelitian universitas AS.***

 

Editor: Muhammad J.H

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x