Israel Terus Gempur Gaza, Rumah Empat Lantai Runtuh dan Pasokan Listrik Hanya 4 Jam Sehari

- 8 Agustus 2022, 07:01 WIB
Serangan Israel ke Jalur Gaza memasuki hari kedua pada Sabtu, 6 Agustus 2022 sejak dimulai Jumat siang kemarin.
Serangan Israel ke Jalur Gaza memasuki hari kedua pada Sabtu, 6 Agustus 2022 sejak dimulai Jumat siang kemarin. /Amir Cohen/Reuters

 

DEMAK BICARA – Serangan Israel ke Jalur Gaza memasuki hari kedua pada Sabtu, 6 Agustus 2022 sejak dimulai Jumat siang kemarin.

Al Jazeera menyebutkan, serangan Israel ke Palestina dilakukan dengan target seorang komandan senior kelompok Jihad Islam Palestina.

Namun, serangan Israel justru mengenai daerah padat penduduk di Palestina.

Sebelum Sabtu tengah hari, Israel meningkatkan serangan udara di Gaza.

 

Rumah dua lantai di Gaza bagian barat rata dengan tanah dan merusak rumah-rumah di sekitarnya.

Wanita dan anak-anak bergegas keluar dari daerah itu tanpa sempat membawa apa-apa.

Rumah empat lantai lainnya diratakan oleh serangan Israel yang awalnya menampung 30 penduduk.

Youmna ElSayed wartawan Al Jazeera menyatakan, Israel sama sekali tidak memberi peringatan apa-apa sebelum ada serangan rudal.

 

Dari pihak Gaza dan Jihad Islam, roket balasan dilontarkan ke Israel dan jatuh di bagian selatan. Warga sekitar lari berlindung.

Dari serangan balasan ini, muncul laporan pertama korban cidera dari pihak Israel, yaitu dua orang tentara.

John Holman melaporkan pada Al Jazeera dari perbatasan Israel-Gaza bahwa 160 roket diluncurkan dari Gaza ke Israel selatan sejak Jumat.

Namun, “hanya” ada dua korban cidera dari pihak Israel.

“Ini memberi indikasi betapa tidak seimbangnya pertarungan antara Israel – yang memiliki kemampuan militer yang luas – dan Jihad Islam,” tambahnya.

Baca Juga: Klasemen Sementara Liga 1, Tak Terkalahkan Madura United Kokoh di Puncak, Persikabo Beri Kejutan!

Satu-satunya Pembangkit Listrik Gaza Kehabisan Bahan Bakar

Pada serangan hari kedua, satu-satunya pembangkit listrik di Gaza ditutup akibat kehabisan bahan bakar.

Hal ini dampak dari lima hari penutupan jalur komersial Karem Abu Salem (disebut Kerem Shalom oleh Israel) yang menjadi satu-satunya jalur distribusi bahan bakar ke generator tersebut.

Mohammed Thabet, juru bicara perusahaan listrik, memperkirakan listrik hanya bisa menyala empat jam sehari.

Baca Juga: Reaksi Terhadap Serangan Terbaru Israel ke Palestina: Negara-negara Arab Mengutuk Keras, AS Dukung Israel  

Perusahaan listrik Gaza juga mengatakan penutupan generator "akan mempengaruhi semua utilitas publik dan instalasi penting, serta memperburuk situasi kemanusiaan".

Perusahaan itu meminta semua pihak segera turun tangan mengizinkan masuknya pengiriman bahan bakar agar pembangkit listrik dapat bekerja.

Penutupan pembangkit listrik satu-satunya di Gaza menimbulkan krisis besar bagi masyarakat dan sektor kesehatan.

Baca Juga: Tanda Tanya, Selain Bharada E Timsus Bareskrim Polri Tahan Bharada RE dan Brigadir RR, Siapa Mereka?

Sebelum generator ditutup, warga Gaza telah kesulitan dengan hanya mendapat pasokan listrik selama delapan jam.

Sekarang, durasi listrik malah berkurang setengahnya.

Data OCHA badan kemanusiaan PBB mengungkap, 2,3 juta penduduk Gaza mengalami kekurangan listrik secara teratur dan minggu lalu, sebelum ada serangan Israel, hanya menerima rata-rata 10 jam listrik per hari.****

 

 

 

Editor: Diaz A Abidin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah