Profil Lengkap Marie Thomas,Perjuangan Dokter Perempuan Pertama Indonesia

17 Februari 2021, 09:26 WIB
Marie Thomas /Google/

 

DEMAK BICARA - Ilustrasi logo Google hari Rabu, 17 Februari 2021, berisi sosok bernama Marie Thomas yang berasal dari Indonesia. Marie ditampilkan di Google dalam pose sedang menggendong anak balita.


Siapa sebenarnya Marie Thomas? Sebelum berkenalan dengan Marie Thomas, kita harus tahu dulu sosok bernama Maria Josephine Catherine Maramis atau populer dengan nama Maria Walanda Maramis.

Maria Walanda pahlawan nasional dari Minahasa. Maria Walanda bernjuang agar kaum perempuan di daerahnya mendapatkan akses pendidikan, sehingga bisa terdepan. Maria Walanda mendirikan organisasi Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya (PIKAT).

Nah, Marie Thomas adalah kader Maria Walanda. Dalam buku Ibu Walanda-Maramis: Pejuang Wanita Minahasa (1983), karya Anna Pawlona Matuli, Marie Thomas berasal dari Likupang, Minahasa Utara.

Baca Juga: Kisah Wanita AS Jadi Mualaf Setelah Menonton Sinetron Turki

Marie Thomas putri dari pasangan Adriaan Thomas dan Nicolina Maramis. Ayahnya bekerja sebagai pegawai negeri di zaman kolonial. Marie lahir pada 17 Februari 1896. Ia dokter perempuan pertama dari Indonesia.

Dalam Ensikopedia Umum (1973) karya AG Pringgodigdo, Marie Thomas kecil mengenyam pendidikan di Meisjesschool (Sekolah Gadis) di Yogyakarta pada 1912. Ia kemudian melanjutkan ke Sekolah Pendidikan Dokter Hindia Belanda (STOVIA), Jakarta hingga lulus pada tahun 1922.

Butuh perjuangan berat buat Marie Thomas, karena sedikit sekali perempuan dalam pendidikan kedokteran STOVIA saat itu. Ia satu-satunya murid perempuan dari 180 calon dokter di STOVIA kala itu.

Prestasi Marie Thomas menyulut semangat perempuan lainnya untuk menjadi dokter. Tercatat, setelah itu muncul beberapa dokter perempuan asal Minahasa seperti Anna Karamoy Warouw dan Dee Weydemuller.

Baca Juga: Terungkap! 9 Misteri Kematian Elvis Presley: Luka di Sekujur Tubuh hingga Konsumsi 9 ribu Pil

Ada sosok yang berjasa besar membantu Marie Thomas bisa tembus ke STOVIA, yaitu Aletta Jacob. Aletta dokter perempuan pertama di Belanda. Ia yang mendesak Gubernur Jenderal Idenburg untuk mengizinkan perempuan Indonesia mengenyam pendidikan di kedokteran STOVIA. Keberhasilan Marie Thomas adalah buah perjuangan Aletta.

Setelah lulus dari Stovia pada 1922, Marie Thomas bekerja di Centraal Burger Ziekenhuis di Batavia. Namanya sekarang Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Marie Thomas sempat bertugas di berbagai daerah di Indonesia. Diantaranya, Cirebon, Manado, dan Bukittingi. Ada kisah menarik ketika ia bertugas di Cirebon. Suatu malam, ia diminta menolong seorang perempuan yang sedang sakit.

Untuk sampai ke lokasi, Marie Thomas harus berjalan berkilo-kilo meter. Namun, sesampainya di lokasi, teryata pasien sudah sembuh. Namun, Marie Thomas tidak menyesal sama sekali. Baginya, itu sebuah perjuangan.

Baca Juga: Mendiang Prie GS Dijuluki Sang Penggoda Indonesia. Ini Kisah Dibaliknya

“Saya tidak sedikitpun menyesal karena telah dipanggil sedemikian jauhnya,” ucap Marie Thomas, sebagaimana dikisahkan dalam buku Kongres Perempuan Indonesia (2007).

Pada pada 16 Maret 1929, Marie Thomas pindah ke Padang, Sumatera Barat. Ia ikut ke kampung halaman suaminya yang seorang dokter mata, Mohammad Joesoef. Joesoef kawan Marie Thomas semasa belajar di STOVIA.

Beberapa tahun mengabdi di Padang, Marie Thomas kembali lagi ke Batavia. Namun, pada tahun 1950, Marie Thomas kembali lagi ke Bukittingi, Sumatera Barat. Ia mendirikan sekolah kebidanan.
Sekolah itu menjadi yang kedua di Indonesia dan yang pertama di Sumatera. Marie Thomas juga tercatat sebagai dokter Indonesia pertama yang menjadi spesialis dalam bidang obstetri dan ginekologi.

Baca Juga: Kisah Muazin yang Dulunya Anak Punk: Lihat Temannya Meninggal di Depan Matanya

Dalam novelnya yang berjudul Amir Hamzah, Pangeran dari Seberang (1981), N.H. Dini memasukkan nama dan karakter Marie Thomas. Disebut dalam novel itu ia adalah dokter wanita pertama Indonesia

Marie Thomas wafat di Bukittinggi, Sumatra Barat, 10 Oktober 1966 pada umur 70 tahun. Suaminya, wafat 8 tahun sebelumnya, 1958.***

Editor: Muhammad J.H

Tags

Terkini

Terpopuler