Demokrat: Kecolongan Dua kali Ibu Megawati Melawan SBY Kenyataan Sejarah, Tak Perlu Ditangisi

- 19 Februari 2021, 22:00 WIB
Susilo Bambang Yudhoyono menyindir pemerintah dengan menyebut kritikan seperti sebuah obat, rasanya pahit namun menyembuhkan penyakit
Susilo Bambang Yudhoyono menyindir pemerintah dengan menyebut kritikan seperti sebuah obat, rasanya pahit namun menyembuhkan penyakit /Instagram/@pdemokrat

 

DEMAK BICARA – Ketua DPP Partai Demokrat Andi Arief menyebutkan bahwa kekalahan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada pemilihan presiden (Pilpres) dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan kenyataan sejarah yang tak bisa dipungkiri.

Oleh karena itu, dia meminta Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto untuk tidak lagi mengadu domba dua tokoh tersebut. 

"Kecolongan dua kali Ibu Megawati melawan SBY dalam Pilpres adalah kenyataan sejarah tak perlu ditangisi," kata Andi lewat akun Twitter pribadinya, Jumat 19 Februari 2021.

Menurut Andi Arief, SBY menjadi presiden lewat pilpres dan mendapat suara terbanyak dari rakyat Indonesia. Hal itu tidak menjadi persoalan karena SBY menjadi presiden melalui pemilu yang demokratis.

"Toh, kecolongan melalui pilihan rakyat. Bukan melalui penghianatan menjatuhkan lewat MPR. Sebagai Sekjen, Hasto jangan membenturkan, tapi mendudukkan posisi yang benar," katanya.

Kecolongan dua kali yang dimaksud Andi tak lepas dari pernyataan mantan Sekjen Demokrat Marzuki Alie beberapa waktu lalu.

Marzuki menyatakan bahwa Megawati bakal kecolongan dua kali jika SBY ikut Pilpres 2004. Marzuki mengaku SBY sendiri yang mengatakan itu.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto lantas menanggapi. Hasto mengatakan pernyataan Marzuki tersebut membuktikan bahwa SBY memiliki desain pencitraan, sehingga mendapat simpati masyarakat hingga memenangkan pilpres di masa silam.

Halaman:

Editor: Dedi Ermasyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah