Network
DEMAK BICARA - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu, menekankan pentingnya konsep kedaulatan pangan saat membahas kenaikan harga daging sapi di pasaran
Hal itu disampaikan Ahmad Syaikhu dalam webinar bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Sabtu, 20 Februari 2021.
Ahmad Syaikhu menilai pentingnya realisasi, bukan hanya soal ketahanan pangan, tetapi juga pada konsep kedaulatan pangan itu sendiri.
Baca Juga: Video Sejumlah Mobil Tenggelam Akibat Banjir di Kemang Jakarta Selatan
"Konsep kedaulatan pangan lebih kepada kemandirian (sovereignty), kesinambungan (sustainability], pertahanan dan keamanan (defense and security),” kata Syaikhu.
Sementara ketahanan pangan, lebih fokus pada ketersediaan (availability), keterjangkauan (affordability) dan aksesibilitas (accessibility).
Lebih lanjut, Syaikhu, membahas pangan (sector strategis) yang dimensi bukan hanya dilihat dari aspek pertanian, kesehatan, atau ekonomi.
Baca Juga: Sejumlah Wilayah di Jakarta Dilanda Banjir, Ketinggiannya Capai 1,5 Meter
Namun, pangan juga bagian dari dimensi ketahanan national (national resiliency).
"Pangan bisa menjadi instrumen diplomasi (diplomatic tool), dan senjata politik (political weapon) untuk menekan kepentingan dan kedaulatan suatu negara," kata Syaikhu.
Ketergantungan pangan yang tinggi, lanjutnya, akan semakin melemahkan ketahanan Indonesia-sebagai bangsa.
Risikonya juga bukan hanya soal ekonomi. Sebab, dengan kenaikan harga-inflasi-juga akan berdampak pada stabilitas politik, hingga keamanan national.
"Oleh karena itu, saya perintahkan DPP dan Fraksi PKS di DPR RI dan MPR RI untuk mengawal agenda kedaulatan pangan ini," ungkap Syaikhu.
"Sebagai salah satu agenda strategis dan prioritas yang harus diperjuangkan," tegasnya.
Baca Juga: Kisah Haru Dibalik Foto Pernikahan Pria 24 Tahun dengan Seorang Nenek 85 Tahun
Ia kembali menekankan, bahwa ketahanan pangan memang baik, tetapi tidak cukup. "Good is the enemy of great," ujarnya mengutip pernyataan seorang ahli kepemimpinan di Amerika Serikat (AS), Jim Collins.
"Kalau kita hanya merasa cukup dengan ketahanan pangan, maka kita tidak akan pernah menjadi bangsa yang berdaulat secara pangan,” ujar Syaikhu.
