DEMAK BICARA – Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan awan kumulonimbus berpotensi tumbuh di wilayah udara Indonesia sepanjang periode 27 Desember 2022-2 Januari 2023.
Keberadaan kumulonimbus di langit Indonesia dapat mempengaruhi penerbangan karena membatasi jarak pandang pilot.
Awan kumulus yang disertai badai petir dan hujan deras juga membahayakan penerbangan.
Baca Juga: BMKG Himbau Masyarakat Waspada Cuaca Extrem Saat Libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023
Berikut penjelasan kategori pertumbuhan awan kumulonimbus untuk penerbangan.
<50% (ISOOL / Isolated): kumulonimbus dan/atau badai petir akan secara terpisah mempengaruhi kurang dari 50 persen wilayah yang dilewatinya.
50-75% (OCNL / Occasional): ada jarak terpisah antara awan kumulonimbus dan badai petir dengan cakupan maksimal antara 50 sampai 75 persen area di sekitarnya.
>75% (FRQ / Frequent): ada sedikit atau tidak ada pemisahan antarbadai petir yang berdekatan yang memiliki cakupan area lebih dari 75 persen.
EMBD/Embedded: menunjukkan bahwa badai petir, termasuk awan kumulonimbus yang tidak disertai badai petir, ada di dalam lapisan awan dan tidak langsung dikenali.