DEMAK BICARA - Monkeypox, penyakit virus yang baru-baru ini mencuat dalam berita, merupakan ancaman kesehatan potensial baik bagi manusia maupun hewan.
Meskipun Monkeypox telah dikenal selama beberapa dekade, munculnya penyakit ini di berbagai belahan dunia telah menimbulkan kekhawatiran.
Dalam artikel ini, Demak Bicara akan menjelaskan dasar-dasar Monkeypox, gejalanya, cara penularannya, dan yang paling penting, bagaimana melindungi diri dari ancaman yang muncul ini.
Baca Juga: Kasus Monkeypox Meningkat di Indonesia: Mengapa dan Apa yang Perlu Dilakukan
Memahami Monkeypox
Monkeypox adalah penyakit langka yang disebabkan oleh virus Monkeypox, yang termasuk dalam keluarga yang sama dengan virus Smallpox (cacar).
Penyakit Monkeypox pertama kali ditemukan pada tahun 1958 ketika wabah terjadi pada monyet yang digunakan untuk penelitian. Namun, kasus manusia Monkeypox dilaporkan sejak awal tahun 1970-an.
Gejala dan Penularan Monkeypox
Gejala Monkeypox pada manusia mirip dengan Smallpox tetapi kurang parah. Gejalanya termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, kedinginan, dan kelelahan. Ciri khas Monkeypox adalah munculnya ruam, yang sering dimulai di wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dalam kasus yang parah, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi.
Monkeypox umumnya ditularkan kepada manusia dari hewan, terutama hewan pengerat dan monyet. Penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui kontak dekat, percikan pernapasan, atau kontak dengan cairan tubuh, mirip dengan penyebaran banyak penyakit pernapasan lainnya.
Wabah dan Kejadian Global
Monkeypox secara historis dilaporkan di negara-negara Afrika Tengah dan Barat, tetapi belakangan ini telah muncul di berbagai wilayah, termasuk Amerika Serikat dan Asia. Kasus-kasus ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang potensi ancaman kesehatan global yang ditimbulkan oleh Monkeypox.