Kejadian tersebut disebut dilakukan berulang kali dan diduga terjadi karena kesalahpahaman di antara para pelaku dan korban, yang merupakan adik kelas mereka.
Pengasuh PPTQ Al Hanifiyyah Mayan Mojo, Fatihunada, menyatakan bahwa ia tidak mengetahui secara langsung kejadian tersebut dan mendapat laporan tiba-tiba tentang meninggalnya salah seorang santrinya.
"Saat itu saya capai dan dibangunkan. Saya dapat laporan anak itu jatuh terpeleset di kamar mandi. Saat itu juga tidak muncul dugaan dan saya tidak sempat melihat karena mengurus ambulans dan keperluan untuk berangkat ke sana (Banyuwangi)," ungkapnya.