KontraS Sebut Kesepakatan antara FIFA dan Indonesia Tidak Berpihak pada Korban Tragedi Kanjuruhan

- 20 Oktober 2022, 16:05 WIB
KontraS merangkum paling tidak ada tiga kesepakatan akhir dari pertemuan antara Joko Widodo Presiden RI dan Gianni Infantino Presiden FIFA tersebut, di mana dianggap tak berpihak pada tragedi Kanjuruhan.
KontraS merangkum paling tidak ada tiga kesepakatan akhir dari pertemuan antara Joko Widodo Presiden RI dan Gianni Infantino Presiden FIFA tersebut, di mana dianggap tak berpihak pada tragedi Kanjuruhan. /ANTARA/Vicki Febrianto

DEMAK BICARA – Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyebut kesepakatan yang dihasilkan dalam pertemuan antara Joko Widodo Presiden RI dan Gianni Infantino Presiden FIFA, Selasa 18 Oktober 2022 kemarin tidak berpihak kepada korban tragedi Kanjuruhan

KontraS merangkum paling tidak ada tiga kesepakatan akhir dari pertemuan antara Joko Widodo Presiden RI dan Gianni Infantino Presiden FIFA tersebut, di mana dianggap tak berpihak pada tragedi Kanjuruhan.

 

Pertama, Presiden Jokowi menyatakan pemerintah Indonesia dan FIFA sepakat melakukan transformasi sepak bola Tanah Air secara menyeluruh, usai tragedi Kanjuruhan.

Kedua, FIFA tetap menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2023.

Ketiga, akan dilakukan upaya mengkaji ulang pemangku kepentingan persepakbolaan Indonesia.

 

Bagi KontraS, tiga kesepakatan antara Indonesia dan FIFA tersebut sama sekali tidak memperlihatkan keberpihakan keduanya kepada korban tragedi Kanjuruhan.

Baca Juga: Link Live Streaming Indonesia Masters 2022 Malang Babak 16 Besar Hari ini, Perebutan Tiket Perempat Final

“Kesepakatan tersebut justru hanya berfokus kepada ambisi pemerintahan untuk dapat menjadikan Indonesia sebagai episentrum sepak bola di Indonesia bahkan dunia,” tulis Fatia Maulidiyanti Koordinator KontraS dalam keterangan tertulisnya di Jakarta.

Tidak hanya itu, KontraS menilai bahwa ambisi pemerintah Indonesia tidak memprioritaskan perlindungan, pemajuan, dan hak asasi manusia (HAM), terutama untuk korban tragedi Kanjuruhan.

 

“Jatuhnya 133 korban jiwa serta ratusan orang lainnya bahkan tidak menjadi pokok bahasan utama dalam kesepakatan antara pemerintah dan FIFA pada pertemuan tersebut,” tambahnya.

Baca Juga: Fun Football FIFA dan PSSI ‘di Atas Kuburan Tragedi Kanjuruhan’, Penuh Cibiran dan Ketum Mangkir dari Polisi

Terlebih, KontraS kembali mengingatkan bahwa tragedi suporter yang terjadi di Stadion Kanjuruhan setelah pertandingan Arema FC melawan Persebaya itu merupakan peristiwa terbesar kedua di dunia dan tentu melanggar HAM milik warga Indonesia.

Hal ini, menurut Fatia, menyebabkan kedatangan Presiden FIFA ke Indonesia guna bertemu dengan Jokowi dan PSSI bukanlah langkah relevan saat ini.

 

Fatia menyatakan bahwa pemerintah seharusnya fokus melakukan upaya pemulihan dan memenuhi hak korban tragedi Kanjuruhan, serta menyelesaikan masalah kekerasan dalam kejadian ini.

“Mengingat situasi dan kondisi saat ini terkait dengan korban masih belum selesai dan pemangku kepentingan justru memfokuskan pembahasan terkait dengan upaya transformasi sepak bola Indonesia secara keseluruhan,” pungkasnya.

Baca Juga: Hmmm... Dua Jenazah Tragedi Kanjuruhan Batal Diautopsi, KontraS: Ada Aparat Kunjungi Rumah Keluarga Korban

Sebelumnya, Gianni Infantino Presiden FIFA menemui Presiden Joko Widodo pada Selasa, 18 Oktober 2022 pukul 11.58 WIB di Istana Merdeka, Jakarta, untuk membahas tragedi Kanjuruhan.

Dalam pertemuan selama sekitar dua jam yang juga diikuti Zainudin Amali Menteri Pemuda dan Olahraga dan Erick Thohir Menteri BUMN ini, Jokowi menyebut ada empat hal yang didiskusikan bersama FIFA, yaitu manajemen stadion, manajemen keamanan, manajemen pertandingan, dan manajemen suporter.***



Editor: Diaz A Abidin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x