Network
DEMAK BICARA - Penipuan melalui pembajakan SIM ponsel atau SIM swapping telah menjadi modus kejahatan yang menimbulkan bahaya serius bagi bisnis, memungkinkan pelaku untuk mendapatkan akses ke jaringan komunikasi perusahaan, akun, dan informasi sensitif seperti data keuangan.
Menurut penyedia solusi keamanan siber Kaspersky, SIM swapping adalah metode serangan di mana penyerang memanipulasi nomor ponsel korban dan mentransfernya ke perangkat mereka sendiri.
Prosesnya sederhana: penyerang mendapatkan kartu SIM baru dengan nomor calon korban, kemudian memasangnya ke telepon mereka sendiri, memberi mereka akses ke komunikasi target. Pesan teks yang paling menarik bagi penyerang adalah pesan yang berisi kode verifikasi satu kali.
Baca Juga: Review Spesifikasi Samsung A55 Dan Harganya
Setelah mendapatkan akses, penyerang dapat masuk ke akun yang terhubung dengan nomor telepon tersebut dan/atau mengonfirmasi transaksi menggunakan kode yang disadap. Ada berbagai pendekatan dalam proses penukaran SIM, termasuk menggunakan jasa kaki tangan operator seluler atau menggunakan rekayasa sosial.
Salah satu permasalahan mendasar adalah bahwa kartu SIM dan nomor ponsel sekarang tidak hanya digunakan untuk komunikasi, tetapi juga sebagai alat otentikasi. Kode satu kali melalui teks adalah metode umum untuk keamanan akun, tetapi dapat dibajak dengan mudah oleh penjahat siber.
Kaspersky mengingatkan bahwa serangan SIM swapping dapat memiliki dampak buruk bagi organisasi. Minat penjahat siber terhadap aset kripto semakin meningkat karena aset tersebut dapat dibajak dengan cepat. Namun, serangan ini juga dapat diterapkan pada target yang lebih canggih.
Baca Juga: Resep Kastengel Keju: Cara Membuat Kue Kering Keju yang Enak dan Bnear, Mudah Buat Lebaran 2024
