Ganjar Pranowo: Keberadaan KTP Sakti Solusi Pupuk Langka dan Mahal

- 16 Januari 2024, 09:19 WIB
Ganjar Pranowo: Keberadaan KTP Sakti Solusi Pupuk Langka dan Mahal
Ganjar Pranowo: Keberadaan KTP Sakti Solusi Pupuk Langka dan Mahal / ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/nz./

DEMAK BICARA - Calon Presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo, menyoroti peran penting Kartu Tanda Penduduk (KTP) Sakti dalam mengatasi permasalahan langka dan mahalnya pupuk di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Temu Kelompok Tani, UMKM, Tokoh Agama, dan Tokoh Masyarakat di Purbalingga, Jawa Tengah.

Ganjar Pranowo menjelaskan bahwa program KTP Sakti merupakan satu kartu terpadu Indonesia yang akan menggabungkan berbagai program bantuan sosial secara terpadu dan tepat sasaran. Dalam konteks pertanian, Ganjar mengidentifikasi dua isu utama, yaitu keterbatasan lahan di Pulau Jawa dan perubahan iklim.

"Pupuk dan obat-obatan pertanian yang mahal menjadi masalah serius, serta harga beras yang tinggi di tingkat konsumen," kata Ganjar.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Hari Ini Jalani Agenda Penuh dari Pagi hingga Malam di Purbalingga - Banjarnegara

Menurutnya, solusi untuk permasalahan tersebut tidak bisa ditemukan dengan cara instan atau kejutan-kejutan sesaat. Ganjar menekankan pentingnya data untuk menyusun perencanaan yang baik. "Semakin datanya baik, maka perencanaan kita makin baik," tambahnya.

Dalam konteks pertanian, Ganjar Pranowo melihat potensi yang bisa dioptimalkan untuk mengembangkan pertanian pangan di Indonesia. Dia menyoroti keberagaman makanan di berbagai wilayah, seperti papeda dan sagu di Indonesia Timur, serta tiwul di Wonogiri.

"Tiwul yang diolah dengan baik rasanya mirip dengan nasi. Ada juga inovasi beras analog dari singkong dan jagung, yang dicetak seperti beras," jelasnya.

Ganjar Pranowo juga mencatat bahwa bahan pokok lainnya, seperti porang, memiliki harga relatif mahal. Dalam keseluruhan, Ganjar Pranowo memandang KTP Sakti sebagai solusi holistik yang tidak hanya menangani masalah pupuk, tetapi juga berbagai aspek lain dalam pertanian Indonesia.***

Editor: Maya Atika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x