TGIPF Beberkan Ada Pihak Sengaja Atur Laga Arema vs Persebaya Berlangsung Malam Hari dalam Tragedi Kanjuruhan

11 Oktober 2022, 18:45 WIB
Doni Monardo (kiri) memimpin Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) saat investigasi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Jumat, 7 Oktober 2022. /Ari Bowo Sucipto/ANTARA/

DEMAK BICARA - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) membeberkan dugaan ada pihak yang sengaja mengatur laga Arema FC vs Persebaya berlangsung malam hari dalam tragedi Kanjuruhan.

“Ada indikasi-indikasi, misalnya, kenapa bisa jadi malam. Pada malam itu, kemungkinan besar di situ ada pihak tertentu yang mempunyai kekuatan untuk mengatur pertandingan digelar menjadi malam hari,” ujar Prof. Rhenald Kasali anggota TGIPF dan akademisi Universitas Indonesia di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, pada Senin lalu, dikutip dari Antara.

Walaupun begitu, saat ini, ia belum bisa mengungkapkan identitas pihak yang mengatur waktu laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu, 1 Oktober 2022 berlangsung malam hari.

Baca Juga: Link Live Streaming Liga Champions 2022-2023 12 Oktober 2022, Shakhtar VS Madrid

“Saya belum bisa. Kita belum bisa sebutkan walaupun saudara sudah bisa menciumnya,” tambahnya.

Untuk keperluan penyelidikan tragedi Kanjuruhan, ia menyebut, pihak TGIPF akan memanggil semua pihak yang terlibat dalam pertandingan itu, antara lain PT Liga Indonesia Baru dan PSSI.

Atas surat rekomendasi dari kepolisian Malang tentang waktu pertandingan agar digelar sore hari, TGIPF juga akan mempelajarinya.

Dalam surat itu, Kapolres Malang mengirimkan rekomendasi agar PT Liga Indonesia Baru, PSSI, dan panitia pelaksanaan pertandingan Arema FC vs Persebaya mau memajukan awal laga menjadi sore hari, sekitar pukul 15.30 WIB.

Namun, PT Liga Indonesia Baru selaku pelaksana kompetisi BRI Liga 1 2022/2023 menolak usulan tersebut sehingga laga di Stadion Kanjuruhan berjalan malam hari, pukul 20.00 WIB.

Rhenald juga mempertanyakan mengapa Polres Malang mau menerima kekalahan dari penolakan PT LIB dan tetap memperbolehkan laga digelar malam hari.

Di sisi lain, TGIPF juga mengungkapkan bahwa Stadion Kanjuruhan tidak layak untuk digunakan menggelar pertandingan berisiko tinggi atau high risk match, seperti laga Arema FC dan Persebaya Surabaya yang memiliki risiko terjadi kerusuhan.

TGIPF juga menemukan ada pemakaian gas air mata kadaluwarsa dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.

TGIPF menyatakan penggunaan gas air mata kadaluwarsa dalam tragedi Kanjuruhan termasuk pelanggaran.

Baca Juga: Polri Berdalih Gas Air Mata Kadaluwarsa dalam Tragedi Kanjuruhan Tidak Mematikan

Saat ini, TGIPF terus melakukan investigasi tragedi Kanjuruhan yang dimulai sejak 3 Oktober lalu.

Proses penyelidikan dilakukan TGIPF dengan menemui banyak pihak aparat keamanan, menemui beberapa perwakilan Aremania yang berada di lokasi kejadian, dan meninjau langsung ke Stadion Kanjuruhan.

Langkah-langkah ini dilakukan TGIPF untuk mendapatkan masukan komprehensif dari semua unsur terkait tragedi Kanjuruhan dan nanti disimpulkan di Jakarta.

Mahfud MD selaku ketua TGIPF dan Menko Polhukam pernah berjanji akan menyampaikan hasil investigasi ini setelah timnya bekerja selama tiga minggu.***

Editor: Kusuma Nur

Tags

Terkini

Terpopuler