Viral Minuman Es Teh Indonesia Dianggap Berisi Gula 3 Kg, Pemerintahan RI: Awas Risiko Kena Diabetes!

- 28 September 2022, 21:48 WIB
emerintahan memperingatkan risiko diabetes yang mungkin membayangi konsumen yang terlalu banyak dan sering mengkonsumsi minuman atau makanan dengan gula berlebihan.
emerintahan memperingatkan risiko diabetes yang mungkin membayangi konsumen yang terlalu banyak dan sering mengkonsumsi minuman atau makanan dengan gula berlebihan. /Freepik

 

 

DEMAK BICARA – Pemerintah Republik Indonesia memperingatkan masyarakat pada bahaya diabetes akibat konsumsi gula berlebihan pasca kasus Es Teh Indonesia viral di mdia sosial.

Sebelumnya, nama produsen minuman Es Teh Indonesia viral di Twitter karena somasi yang dilayangkan untuk konsumen karena kritik yang dianggap mencela.

Hal ini berawal dari cuitan akun Twitter @gandhoyy yang mengeluhkan kandungan gula terlalu banyak pada salah satu menu Es Teh Indonesia, yaitu Chizu Red Velvet.

Ia menuliskan bahwa minuman tersebut seperti dibuat dari tiga kilogram gula dicampur bahan pembuat kue sehingga sangat manis dan menyebabkan diabetes.

 

Tidak terima dengan cuitan itu, Es Teh Indonesia balik mengirimkan somasi kepada pemilik akun tersebut atas penyebaran informasi tidak benar.

Berkaitan dengan kejadian tersebut, pemerintahan memperingatkan risiko diabetes yang mungkin membayangi konsumen yang terlalu banyak dan sering mengkonsumsi minuman atau makanan dengan gula berlebihan.

“Ingat loh, Indonesia saat ini juara dunia nomor lima jumlah penderita diabetes. Kondisi ini harus dijadikan warning untuk menyelamatkan anak bangsa dari berbagai penyakit akibat kebanyakan mengkonsumsi gula serta makanan dengan kadar gula tinggi,” ujar Rahmad Handoyo a nggota Komisi IX DPR RI dalam keterangan resmi yang diterima Parlementaria pada Selasa 27 September 2022, dikutip dari dpr.go.id.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga menyerukan bahwa kasus diabetes di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahun.

Baca Juga: Inilah Daftar Skuad Timnas Futsal Indonesia di Piala Asia 2022, tanpa Ardiansyah Runtuboy?

"Terakhir apa yang saya lihat, 13 persen dari penduduk Indonesia itu diabetes sebagai mother of all diseases," katanya, dikutip dari Antara.

Ia menjelaskan, diabetes merupakan sumber segala penyakit dan ketika menetap lama di tubuh manusia dapat menyebabkan penyakit ginjal, cuci darah, stroke, jantung, dan banyak penyakit tidak menular lainnya.

Rahmad menyebut penyakit yang timbul akibat diabetes tersebut mengeruk APBN.

“Ya, ironislah, penyakit-penyakit yang timbulkan akibat kebanyakan mengkonsumsi gula maupun pola makan yang tidak sehat pada gilirannya membebani keuangan negara. Kenyataannya, setiap tahunnya, triliunan uang rakyat habis digunakan untuk cuci darah, jantung, stroke maupun penyakit lainnya yang sebenarnya bukan penyakit menular. Kondisi seperti ini sangat membebani,” jelas Rahmad.

Baca Juga: Ghaffar Arsalan-Rafif Afkari Rekomendasi 15 Nama Bayi Laki-laki Islami Terbaik Cek Selengkapnya di Sini

Untuk mengatasi kondisi ini, aturan di Indonesia hadir yang mengatur pemanfaatan bahan campuran gula, garam, dan lemak pada produk makanan dan minuman.

“Nah, aturan Permenkes tahun 2013 tentang pencantuman kewajiban untuk mencantumkan nilai kadar gula garam dan lemak kan sudah ada. Aturan ini harus benar-benar dilaksanakan dengan kontrol serta pengawasan yang ketat. Dinas-dinas terkait harus dipastikan ikut mengontrol produk makanan cepat saji dan makanan olahan yang mengandung gula tinggi, Tentu saja, kalau ada produk yang tidak mengindahkan aturan harus diberikan sanksi yang tegas,” jelas Rahmad.

Selain itu, ia juga mengatakan perlu ada edukasi pola makan yang sehat kepada masyarakat melalui fasilitas-fasilitas kesehatan, seperti puskesmas dan posyandu.

“Masyarakat harus diedukasi bahwa mengkonsumsi gula berlebih itu berbahaya bagi kesehatan. Masyarakat harus diingatkan, misalnya, anak-anak yang sudah mulai terkena diabetes, saat menuju dewasa, mereka sangat rentan dan berisiko bakal menanggung penyakit lainnya yang ditimbulkan penyakit gula berkepanjangan,” terangnya.

Baca Juga: Terkait Kasus Es Teh Indonesia, Menkes: Ini Aturan Label Kandungan Gula di Produk Pangan Indonesia

Saat ini, berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) Diabetes Atlas 2021, Indonesia berada di posisi kelima pengidap diabetes terbanyak dengan jumlah sebanyak 19,47 juta orang atau 10,6 persen dari seluruh penduduk.

Budi Gunadi Sadikin bahkan memperkirakan 5 sampai 10 tahun lagi orang Indonesia akan banyak terkena penyakit turunan diabetes jika konsumsi produk mengandung gula tidak dikontrol.***

 

 

Editor: Diaz A Abidin

Sumber: dpr.go.id ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x