China Ganggu Jepang, Pentagon Beri Peringatan: Jangan Picu Bahaya dan Kerusakan

25 Februari 2021, 07:38 WIB
Kapal Induk Amerika Serikat, USS Theodore Roosevelt /Facebook.com/USS Theodore Roosevelt/

 

DEMAK BICARA – Pemerintah China semakin memanaskan situasi politik dengan mengirimkan kapal penjaga pantai ke perairan Jepang. Selama sepekan ini, kapal-kapal China itu mendekat ke Kepulauan Senkaku, yang berada dibawah otoritas Jepang.

Juru bicara Pentagon, John Kirby, mengecam keras aksi China itu. Pentagon memperingatkan, langkah China itu bisa mengarah pada situasi salah perhitungan yang bisa membahayakan fisik dan material.

"Penempatan kapal-kapal secara berkelanjutan di dekat pulau yang dikendalikan Jepang dapat mengarah pada kesalahan perhitungan atau membahayakan fisik dan material," kata Kirby.

Kirby menambahkan, setiap bangsa berhak untuk bebas dari paksaan. Mereka juga memiliki kesempatan yang sama untuk mengejar pertumbuhan ekonomi dengan tetap mematuhi aturan dan norma yang diterima semua pihak.

Baca Juga: Biden Perintahkan Pentagon Bentuk Tim Khusus Hadang China. Situasi Tegang

Baca Juga: Gawat, 11 Jet Tempur China Masuki Laut Natuna Utara. Militer Taiwan Tak Diam

Dengan tindakan yang dilakukannya, lanjut Kirby, pemerintah China telah merusak tatanan internasional. Untuk itu, Kirby mendesak China segera menghentikan aksinya itu, sebelum terjadi kerusakan fisik.

"Kami mendesak China untuk menghindari tindakan yang dapat menyebabkan kesalahan perhitungan dan potensi kerusakan fisik atau material," kata Kirby, seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (24/2/2021).

Sikap Pentagon ini didukung sepenuhnya oleh Tokyo. Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi menyambut baik sikap Pentagon itu. Motegi mengatakan, aksi China itu mendapatkan sorotan bersama Tokyo dan Washington.

Motegi menegaskan negaranya tetap akan tenang, tapi akan bertindak tegas.

"Jepang akan menanggapi dengan tenang dan tegas bekerja sama dengan AS," kata Motegi.

Baca Juga: Inggris Desak China Buka Total Akses Penyelidikan Penyiksaan Muslim Uighur

Baca Juga: Hadang Ambisi China, Perancis Kirim Dua Kapal Perang ke Laut Natuna Utara

Selain Motegi, Partai Demokrat Liberal yang berkuasa di Jepang juga menyatakan sikap tegas atas insiden ini. Mereka menyerukan segera dilakukannya revisi undang-undang maritim untuk memberikan otoritas lebih kepada negaranya dalam merespons lebih kuat aksi China itu.

Otoritas Jepang beberapa kali melaporkan masukanya kapal penjaga pantai China ke wilayah Senkaku. Jika di total, selama setahun ini sudah sembilan kali China melakukan manuver serupa ini.

Laporan terakhir menyebutkan, dua kapal penjaga pantai China masuk ke wilayah pada hari Sabtu, 20 Februari 2021 dan Minggu, 21 Februari 2021.

Kapal terakhir yang masuk itu dilaporkan dipersenjatai dengan "autocannon". Meski belum dilakukan validasi atas laporan ini. Namun, undang-undang China yang baru memberi izin kepada para penjaga pantainya untuk melakukan serangan yang diperlukan kepada kapal asing.

Undang-undang ini memicu kontroversi global. China mengumumkan undang-undang baru itu pada 1 Februari 2021 yang lalu.***

 

Editor: Muhammad J.H

Sumber: Newsweek

Tags

Terkini

Terpopuler