DEMAK BICARA - Mahmoud Abbas adalah Presiden Otoritas Palestina (OP) dan juga Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), yang merupakan perwakilan resmi rakyat Palestina di dunia internasional. Namun, posisi Abbas terkait Israel telah menjadi perdebatan yang hangat, dengan berbagai pihak menilainya berbeda.
Artikel ini akan membahas posisi Mahmoud Abbas dalam konteks hubungannya dengan Israel dan bagaimana ia dianggap oleh berbagai kelompok.
Mahmoud Abbas dikenal sebagai salah satu tokoh Palestina yang paling moderat dan pragmatis dalam berdialog dengan Israel. Ia terlibat dalam negosiasi rahasia yang menghasilkan Perjanjian Oslo pada tahun 1993. Langkah-langkah ini membuatnya dilihat sebagai seorang pemimpin yang berusaha mencari solusi damai dalam konflik Israel-Palestina.
Baca Juga: UNICEF: Gaza Seketika Berubah Menjadi Neraka bagi Semua Orang dan Kuburan untuk Anak-Anak
Tantangan Dari Dalam Palestina
Meskipun banyak negara Barat menganggap Abbas sebagai mitra perdamaian, ia mendapat banyak kritik dari pihak Palestina sendiri.
Sebagian orang di Palestina menilai Abbas sebagai pengkhianat dan kolaborator dengan Israel. Mereka menolak pengakuan Abbas terhadap hak eksistensi Israel sebagai negara Yahudi.
Baca Juga: Kehabisan Bahan Bakar: Rumah Sakit Indonesia dan Al Shifa di Gaza Membutuhkan Bantuan Segera
Tantangan Dari Israel
Tidak hanya dari dalam Palestina, Abbas juga mendapat kritik dari pihak Israel, terutama dari sayap kanan dan nasionalis. Mereka menilainya sebagai pemimpin yang lemah dan tidak kredibel, serta tidak mampu mengendalikan kekerasan dan terorisme dari kelompok-kelompok militan Palestina.
Hubungan Dengan Negara-Negara Arab