"Pertama, mengatur penggunaan BBM sesuai tahun pembuatan mobil," ujar Said Iqbal, dikutip dari Antara.
Said mencontohkan, kendaraan yang berhak mendapatkan BBM bersubsidi adalah mobil keluaran tahun 2005 ke bawah.
Dengan mengelompokkan tahun pembuatan mobil, Said menilai pemilik mobil berpenghasilan menengah ke bawah akan lebih terlihat.
Pemilik mobil itulah yang boleh membeli BBM bersubsidi.
Sementara itu, pengendara yang memiliki mobil dengan tahun pembuatan belakangan dinilai sebagai kalangan mampu dan dilarang memakai BBM bersubsidi.
Solusi kedua, Said mendesak pemerintah bersikap transparan dengan menunjukkan biaya produksi BBM di Indonesia.
Sikap transparansi pemerintah diharapkan membuat masyarakat bisa memprediksi besaran harga BBM terbaru.
Said juga meminta pemerintah menaikkan upah layak bagi para pekerja supaya tidak ada pihak yang keberatan dengan kenaikan harga BBM.
Energi alternatif pengganti BBM yang lebih murah juga sebaiknya mulai dipikiran oleh pemerintah mulai sekarang.
"Mempersiapkan energi alternatif yang lebih murah supaya masyarakat mempunyai pilihan sehingga harga BBM akan turun," tambahnya.