Network
DEMAK BICARA - Presiden Jokowi menekankan pentingnya kemandirian ekonomi digital Indonesia dan menghindari ketergantungan pada produk impor dalam pidatonya kepada Peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIV dan Alumni Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXV Tahun 2023 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).
Presiden memperingatkan agar Indonesia tidak terjebak dalam penjajahan ekonomi modern dan kolonialisme ekonomi era modern ini. Dia menggarisbawahi pentingnya melindungi kedaulatan digital dan menyusun regulasi yang diperlukan.
Dilansir Demak Biacara dari Pikiran Rakyat, Jokowi mengatakan bahwa teknologi bergerak sangat cepat, dan masalah regulasi yang rumit dapat menyebabkan Indonesia tertinggal dalam ekonomi digital.
Baca Juga: Hasil Pertandingan Fajar/Rian vs Lee Yang/Wang Chi-Lin di Babak Perempat Final Asian Games 2022
Selain itu, Presiden juga mengajak untuk mempertahankan barang-barang lokal di e-commerce dan tidak tenggelam oleh produk impor. Dia menyoroti potensi ekonomi digital Indonesia yang besar dan proyeksi pertumbuhannya yang signifikan.
Jokowi mencatat bahwa Indonesia harus menyiapkan aturan perdagangan digital, pembayaran digital, dan melindungi keamanan data.
Presiden Jokowi menekankan bahwa dengan potensi ekonomi digital yang besar, Indonesia tidak boleh hanya menjadi pasar, melainkan juga harus menjadi pemain aktif dalam arena ini. Dia juga menyarankan agar masyarakat Indonesia tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga harus menjadi produsen dan memasarkan produk-produk mereka sendiri melalui e-commerce.
Presiden Jokowi mengingatkan bahwa saat ini banyak produk impor dengan harga murah masuk ke Indonesia, dan ini dapat merugikan ekonomi lokal. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk memahami dan berperan aktif dalam perkembangan ekonomi digital di negara ini.
