Investigasi Washington Post Ungkap Detik-detik Menegangkan di Tengah Tembakan Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan

- 7 Oktober 2022, 22:37 WIB
Investigasi Washington Post Ungkap Detik-detik Menegangkan di Tengah Tembakan Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan
Investigasi Washington Post Ungkap Detik-detik Menegangkan di Tengah Tembakan Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan /

DEMAK BICARA – Laporan hasil investigasi Washington Post memperlihatkan detik-detik menegangkan yang terjadi dalam tragedi Kanjuruhan.

Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan paling tidak 131 korban serta menyebabkan 440 orang luka ringan dan 29 orang luka berat dalam laga BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC vs Persebaya pada Sabtu kemain mendapatkan perhatian dari media asing, salah satunya Washington Post.

Kamis, 6 Oktober 2022 malam, Washington Post merilis hasil investigasi yang dilakukan terkait tragedi Kanjuruhan.

Investigasi yang dilakukan Washington Post berasal dari analisis terhadap 100 video dan foto kejadian, pernyataan 11 saksi mata, serta analisis pakar pengendalian massa dan advokat hak-hak sipil.

Baca Juga: Investigasi Washington Post dari Tragedi Kanjuruhan: 40 Tembakan Gas Air Mata Selama 10 Menit Picu Kepanikan

Dari hasil investigasi yang dilakukan, Washington Post merilis peristiwa detik-detik menegangkan yang terjadi dalam tragedi Kanjuruhan.

Simak detik-detik menegangkan yang terjadi dalam tragedi Kanjuruhan berdasarkan laporan Washington Post berikut ini.

Washington Post melaporkan, wasit meniup peluit akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya pada Sabtu, 1 Oktober 2022 pukul 21:39 WIB.

Pertandingan BRI Liga 1 2022/2023 ini hanya ditonton oleh Aremania, penggemar Arema FC, yang menjadi tuan rumah.

Baca Juga: Daftar Lengkap Nama Enam Tersangka Tragedi Kanjuruhan dan Peran Masing-masing dalam Peristiwa Itu

Kekalahan 2-3 dari Persebaya membuat Aremania kecewa karena, untuk pertama kalinya selama 23 tahun, Arema FC kalah dari musuh bebuyutannya.

Saat pemain Arema FC mulai meninggalkan lapangan, beberapa Aremania melompati pembatas lapangan untuk mendekati mereka.

Sekitar pukul 21:45, ratusan penonton yang kecewa sudah berada di lapangan.

Dua menit setelah para pemain dikawal keluar lapangan, aparat keamanan yang menjaga pintu keluar Stadion Kanjuruhan mulai mendorong mundur kerumunan penonton.

Aparat berusaha membubarkan para penggemar, tapi suasana ketegangan meningkat dengan cepat.

Baca Juga: Polri Tetapkan 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Kapolri: Pelaku Masih Mungkin Bertambah

Dalam cuplikan gambar bergerak yang diambil Washington Post dari video kejadian, petugas berseragam militer mulai mendorong penggemar kembali ke tribun 11, 12, dan 13.

Aparat menendang dan memukul Aremania dengan tongkat dan perisai anti huru-hara.

Beberapa penonton terjatuh saat mencoba memanjat pagar besi dan kembali ke tribun.

Sekitar pukul 21:50, polisi menembakkan gas air mata dan flash bang.

Video menunjukkan, asap yang disebabkan oleh suar dan gas air mata terbawa angin dan kebanyakan melayang ke arah tribun11, 12, dan 13.

Penonton di tribun 9 dan 10 mengatakan kepada Washington Post bahwa mereka batuk dan mata mulai berkaca-kaca akibat gas air mata.

Keadaan parah terlihat di tribun 12 dan 13, barisan orang hampir seluruhnya diselimuti asap gas air mata.

Saksi mata menyebut, teriakan dari tribun 13 bergema ke seluruh tribun Stadion Kanjuruhan.

Saat gas dan asap mengepul di tribun 12 dan 13, banyak penonton melompat kembali ke lapangan untuk menghindarinya.

Menurut saksi mata, sejumlah pintu keluar Stadion Kanjuruhan masih terkunci atau terhalang penonton yang panik mau keluar.

Orang-orang pun mencoba menemukan pintu keluar lain dengan melompat ke lapangan lagi.

Sayangnya, petugas kembali menembakkan lebih banyak gas air mata ke ujung selatan stadion, tepatnya di antara tribun 11, 12, dan 13, serta bahkan langsung ke arah tribun.

Investigasi yang dilakukan Washington Post menemukan bahwa sejumlah amunisi, seperti gas air mata, flash bang dan flare, ditembakkan sebanyak paling tidak 40 kali selama 10 menit ke arah lapangan dan tribun penonton di Stadion Kanjuruhan.

Hal ini menimbulkan kepanikan dan penonton memadati pintu keluar Stadion Kanjuruhan.

Namun, berdasarkan saksi mata Washington Post, beberapa pintu gerbang Stadion Kanjuruhan masih terkunci, seperti pintu di tribun 4 dan 8.

Foto dan video yang beredar menunjukkan beberapa pintu di sekitar Stadion Kanjuruhan bengkok setelah insiden itu.

Menurut analisis Clifford Stott pakar pengendalian massa, ini membuktikan bahwa pintu dalam keadaan terkunci, padahal pertandingan telah berakhir sejak 11 menit sebelum tembakan gas air mata muncul.***

Editor: Maya Atika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah