Penggunaan Angklung
Angklung sempat dimainkan untuk menumbuhkan semangat para pejuang perang, salah satunya saat Sultan Ageng Tirtayasa memimpin rakyat Kerajaan Banten melawan Belanda.
Angklung juga dimainkan dalam upacara keagamaan dan untuk menyebarkan agama Islam.
Di tengah masyarakat, angklung dipakai untuk memohon berkah dari Dewi Sri, dewi pertanian dan kesuburan.
Angklung saat ini berkembang menjadi alat musi hiburan untuk warga dan penyambutan acara resmi negara.
UNESCO mematenkan filosofi 5M dari musik angklung.
Filosofi 5M ini terdiri dari Mudah didapat bahannya, Murah harganya, Mendidik, Meriah atau Menggembirakan, dan Massal dimainkan.***