Teknologi Pertanian China di Kalimantan Tengah Dianggap Langkah Menuju Ketahanan Pangan

- 21 April 2024, 20:45 WIB
 Teknologi Pertanian China di Kalimantan Tengah Dianggap Langkah Menuju Ketahanan Pangan
Teknologi Pertanian China di Kalimantan Tengah Dianggap Langkah Menuju Ketahanan Pangan /dok Humas Kementerian Pertanian

DEMAK BICARA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, baru-baru ini mengungkapkan kesediaan China untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan menyediakan teknologi pertanian unggulan mereka.

Proyek ini, yang dijadwalkan akan dimulai pada Oktober 2024, berasal dari kesepakatan yang dicapai selama Dialog Tingkat Tinggi ke-4 dan Mekanisme Kerja Sama (HDCM) antara Indonesia dan China di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Luhut menekankan permintaan Indonesia akan teknologi budidaya padi dari China, mengakui perjalanan sukses China menuju swasembada pangan.

Kesepakatan ini merupakan langkah penting menuju peningkatan praktik pertanian di Indonesia. Langkah selanjutnya bagi Indonesia adalah mengidentifikasi mitra lokal untuk berkolaborasi dalam pengembangan pertanian, terutama di Kalimantan Tengah, yang memiliki luas lahan yang tersedia.

Implementasi Proyek

Meskipun pengelolaan lahan akan dilakukan secara bertahap, dimulai dengan 100.000 hektar dan meningkat, tujuan utamanya adalah memanfaatkan hingga 1 juta hektar. Perusahaan milik negara, Perum Bulog, akan mengawasi pengumpulan hasil pertanian. Luhut bermimpi untuk memulai proyek ini dalam enam bulan dan mendorong partisipasi petani muda Indonesia dalam upaya ini.

Signifikansi Proyek

Mengatasi ketergantungan impor beras Indonesia, Luhut menekankan pentingnya inisiatif ini dalam mengatasi tantangan pertanian negara. Dia bertujuan untuk secara signifikan mengurangi impor beras dengan mencapai target produksi domestik sebesar 4–5 juta ton.

Menggarisbawahi urgensi investasi pertanian untuk ketahanan pangan, Luhut mendorong kerjasama dengan China dalam penelitian pertanian, adopsi teknologi, dan peningkatan kualitas produk. Dia membayangkan Indonesia menjadi salah satu pemasok makanan utama di masa depan.

Kesediaan China untuk mentransfer teknologi pertanian ke Indonesia menandai momen penting dalam perjalanan negara ini menuju ketahanan pangan. Dengan langkah-langkah proaktif dan kolaborasi strategis, Indonesia bertujuan untuk memanfaatkan inisiatif ini untuk mengubah lanskap pertanian dan mengurangi ketergantungan pada impor beras, dengan demikian memastikan masa depan yang lebih berkelanjutan dan mandiri.***

Editor: Maya Atika


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x