Militer AS Terlibat dalam Kampanye Disinformasi Terhadap Vaksin China di Filipina, Berdampak Parah

- 20 Juni 2024, 22:00 WIB
Militer AS Terlibat dalam Kampanye Disinformasi Terhadap Vaksin China di Filipina, Berdampak Parah
Militer AS Terlibat dalam Kampanye Disinformasi Terhadap Vaksin China di Filipina, Berdampak Parah /Reuters/Quinn Glabicki/

DEMAK BICARA - Laporan Reuters baru-baru ini mengungkap bahwa militer Amerika Serikat meluncurkan kampanye disinformasi untuk mendiskreditkan vaksin China di Filipina selama puncak pandemi COVID-19. Kampanye ini menggunakan sekitar 300 akun media sosial yang dibuat pada musim panas 2020 dan mempromosikan slogan #Chinaangvirus, yang berarti "China adalah virus" dalam bahasa Tagalog.

Kampanye tersebut berhasil mempengaruhi kepercayaan masyarakat Filipina terhadap vaksin Sinovac buatan China, yang saat itu menjadi satu-satunya vaksin yang tersedia di negara tersebut. Akibatnya, tingkat vaksinasi di Filipina tetap rendah meskipun ada upaya dari pemerintah untuk mendorong masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi. Pada Juni 2021, hanya sekitar 2,1 juta dari 114 juta penduduk yang telah menerima vaksinasi lengkap, jauh di bawah target 70 juta untuk tahun itu.

Temuan ini mendapat kecaman luas dari para ahli kesehatan masyarakat dan mantan pejabat intelijen AS. Mereka mengkritik kampanye disinformasi tersebut karena berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat Filipina dan menghambat upaya global dalam memerangi pandemi COVID-19.

Baca Juga: Dibutuhkan Imam di Masjid Assalaam, Tokyo, Jepang

Mantan juru bicara kepresidenan Filipina, Harry Roque, dan dokter sekaligus associate professor di Institut Kedokteran Far Eastern University, Cho-Chiong Tan, menyatakan bahwa kampanye ini telah merugikan kesehatan rakyat Filipina dan meningkatkan ketidakpercayaan serta kepanikan terhadap keamanan vaksin.

Para kritikus menekankan bahwa praktik seperti ini tidak hanya merugikan kepentingan nasional Filipina tetapi juga kesehatan masyarakat global. Daniel Lucey, seorang spesialis penyakit menular di Fakultas Kedokteran Geisel Dartmouth, juga menyuarakan kekecewaannya terhadap kampanye ini, menyatakan bahwa tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan dan merugikan kesejahteraan umat manusia.***

Editor: Maya Atika


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah