PBB Desak Diakhirinya Pembunuhan di Tepi Barat oleh Pasukan Israel

- 29 Juni 2024, 19:35 WIB
PBB Desak Diakhirinya Pembunuhan di Tepi Barat oleh Pasukan Israel
PBB Desak Diakhirinya Pembunuhan di Tepi Barat oleh Pasukan Israel /Dok PBB

DEMAK BICARA – Kepala Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Volker Turk, mendesak diakhirinya pembunuhan yang dilakukan oleh pasukan Israel di Tepi Barat, yang telah menewaskan total 505 orang sejak 7 Oktober 2023.

“Seolah-olah peristiwa tragis di Israel dan kemudian Gaza selama delapan bulan terakhir belum cukup, masyarakat Tepi Barat yang diduduki juga menjadi sasaran pertumpahan darah yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Volker Turk dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, 4 Juni 2024.

Baca Juga: Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza Akan Ditutup Akibat Kekurangan Bahan Bakar

Kasus Terbaru di Jericho

Pada hari Sabtu, 1 Juni 2024, pasukan Israel menembak mati Ahmed Ashraf Hamidat yang berusia 16 tahun dan melukai parah Mohammed Musa Al Bitar yang berusia 17 tahun di dekat kamp pengungsi Aqabat Jaber, Jericho. Al Bitar meninggal keesokan harinya.

Kematian Al Bitar, bersama dengan pembunuhan empat warga Palestina lainnya oleh tentara Israel pada hari Senin,3 Juni 2024 menjadikan jumlah warga Palestina yang terbunuh di Tepi Barat menjadi 505 orang.

Seruan untuk Penegakan HAM

“Pembunuhan, perusakan, dan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas tidak dapat diterima dan harus segera dihentikan,” ucap Volker Turk. Dia menekankan bahwa Israel harus mengadopsi dan menegakkan aturan keterlibatan yang sepenuhnya sejalan dengan norma dan standar hak asasi manusia yang berlaku.

Setiap tuduhan pembunuhan di luar hukum harus diselidiki secara menyeluruh dan independen, serta mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban. "Impunitas yang meluas atas kejahatan semacam ini sudah menjadi hal yang lumrah sejak lama di Tepi Barat yang diduduki. Impunitas seperti itu telah menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya lebih banyak pembunuhan di luar hukum yang dilakukan oleh Pasukan Keamanan Israel (ISF),” kata Turk.

Penggunaan Kekuatan Mematikan oleh ISF

PBB mencatat bahwa ISF sering menggunakan kekuatan mematikan sebagai upaya pertama terhadap pengunjuk rasa Palestina yang melemparkan batu, botol pembakar, dan petasan ke kendaraan lapis baja ISF.

“Prevalensi warga Palestina yang meninggal setelah ditembak di bagian atas tubuh, serta pola penolakan bantuan medis bagi mereka yang terluka, menunjukkan adanya niat membunuh yang merupakan pelanggaran terhadap hak untuk hidup,” tegas Volker Turk.

Tuntutan Internasional

Turk menggarisbawahi bahwa pelanggaran hak asasi manusia yang meluas dan pembunuhan di Tepi Barat tidak dapat dibiarkan tanpa sanksi. Komunitas internasional diharapkan untuk turut serta menekan Israel agar segera menghentikan kekerasan dan mengakhiri pelanggaran hak asasi manusia di wilayah tersebut.

Dengan situasi yang semakin memburuk, desakan dari PBB ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam menghentikan kekerasan dan memulihkan hak asasi manusia bagi warga Palestina di Tepi Barat.***

Editor: Maya Atika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah